Salah
satu hal yang terlihat jelas di industri internet Indonesia adalah
banyaknya jumlah startup e-commerce di negara ini. Kali ini kami akan
memberi daftar website e-commerce populer di Indonesia, dan
masing-masing kami kategorikan berdasarkan model bisnisnya: forum online
dan iklan baris, website
business to consumers (B2C),
marketplace consumer to consumer (C2C), dan lainnya.
Forum online dan iklan baris

Kaskus sebenarnya adalah sebuah forum online. Tapi website ini
kemudian berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di
Indonesia. Pengguna bisa membuat artikel di dalam platform Kaskus dan
juga melakukan jual beli barang di sana.
Di bulan Desember, Kaskus memiliki CEO baru, yaitu Sukan Makmuri –
yang sebelumnya pernah memegang posisi VP untuk divisi teknologi
internet banking di Bank of America. CEO baru ini menggantikan
co-founder Ken Dean Lawadinata dan Andrew Darwis. Kaskus saat ini
memiliki 40 juta orang pengguna dan 600 juta
pageview tiap bulannya.
Ranking Alexa:
ke-7 di Indonesia.
(Baca juga: Inilah momen yang menarik bagi Kaskus – dan semua orang)

Jika Anda mencari website yang berfokus hanya pada iklan baris, maka
TokoBagus akan menjadi nama pertama yang muncul di benak banyak orang.
Remco Lupker dan Sebastian Arnold Egg mendirikan website ini di tahun
2003 lalu. Selama itu, mereka mendapatkan banyak investasi dari MIH dan
sangat agresif memasang iklan TokoBagus di berbagai media di Indonesia.
(Baca juga: Tokobagus kini menjadi OLX Indonesia; tetap bekerja seperti biasa)
Bulan April tahun lalu, MIH menutup salah satu portofolio
e-commerce-nya – Multiply – untuk lebih fokus pada portofolio yang lebih
menjanjikan – termasuk TokoBagus. Di bulan Desember, tim TokoBagus
untuk pertama kalinya mengungkap data website mereka yang sangat
mencengangkan: mereka memiliki lebih dari 1 miliar
pageview di bulan Juli tahun lalu.
Ranking Alexa:
ke-13 di Indonesia.

Berniaga adalah website yang ingin menantang dominasi TokoBagus di
ranah iklan baris di Indonesia. Website ini juga sangat agresif dalam
hal pemasaran berkat bantuan dari perusahaan induknya, 701Search.
(Baca juga: “1 klik dobel hepinya”, cara Berniaga dan Intel wujudkan Indonesia melek digital)
Ranking Alexa:
ke-24 di Indonesia.
Website B2C

Lazada milik Rocket Internet baru-baru ini merayakan ulang tahun
keduanya di Indonesia, dan dalam waktu singkat tersebut, website ini
sudah berkembang menjadi pelaku e-commerce B2C terbesar di Indonesia.
Sumber modalnya yang tak pernah habis tentu menjadi salah satu faktor yang membantu perkembangannya.
Dalam sebuah event belanja online nasional di bulan Desember tahun
lalu, Lazada Indonesia melaporkan bahwa mereka menerima ribuan pesanan
per jam. Lazada sekarang memiliki 300 orang pegawai di Indonesia dan
berniat menguasai tren besar berikutnya: mobile commerce dan penjual
pihak ketiga.
Ranking Alexa:
ke-31 di Indonesia.

Bhinneka adalah salah satu pelaku e-commerce pertama yang muncul di
Indonesia dengan menjual gadget sebagai produk utamanya. Website ini
sudah bertahan selama lebih dari 14 tahun dan sekarang memasukkan
kategori produk lain seperti instrumen musik dan mainan.
Di bulan Februari, Bhinneka melaporkan memiliki rata-rata 21 juta
pageview
per bulan di tahun 2013 dan mendapatkan omzet Rp 600 miliar di tahun
yang sama, dan 70 persen di antaranya berasal dari toko online-nya.
Bhinneka sekarang punya lebih dari 500 pegawai dan enam toko fisik di
Jakarta.
Ranking Alexa:
ke-65 di Indonesia.

Agoda asal Singapura masih merupakan website booking hotel nomor satu
di Indonesia. Website ini memiliki total 390.000 hotel untuk di-book,
dan juga lebih dari tujuh juta pelanggan.
Ranking Alexa:
ke-110 di Indonesia.

Website e-commerce berusia dua tahun, Zalora Indonesia, mirip dengan
Lazada Indonesia: website ini dibantu oleh Rocket Internet dan punya
sangat banyak uang. Selain itu, Zalora juga tidak pernah mengungkapkan
datanya.
(Baca juga: Akhirnya! Zalora resmi luncurkan marketplace fashion sendiri)
Bulan September lalu,
DailySocial
mengutip Hadi Wenas yang saat itu menjabat sebagai managing director
Zalora Indonesia, yang mengatakan bahwa Zalora cabang Indonesia sudah
menjadi cabang dengan pendapatan terbesar di antara sepuluh cabang
Zalora di Asia.
Ranking Alexa:
ke-126 di Indonesia.

Tiket adalah salah satu e-commerce travel terbesar di Indonesia.
Website ini memungkinkan pengunjungnya membeli berbagai produk travel
seperti penerbangan, hotel, tiket kereta, tiket konser, dan bahkan
menyewa mobil. Menurut Jakarta Globe, Tiket sekarang melayani
3.000 transaksi dan mendapatkan Rp 2 miliar tiap harinya.
Ranking Alexa:
Ke-175 di Indonesia.
(Baca juga: Kisah di balik kesuksesan website booking online Tiket.com)

Groupon masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi website
daily deal
Disdus di tahun 2011, dan sampai saat ini mereka masih menjadi pemimpin
di bisnis ini. Di ulang tahun ketiganya di bulan September lalu,
Groupon Indonesia mengungkapkan bahwa mereka memiliki 500.000
visit dan rata-rata transaksi sebesar Rp 300 juta tiap harinya.
Ranking Alexa:
ke-181 di Indonesia.
(Baca juga: Co-founder Disdus: Anda bisa sukses di Industri manapun)
Marketplace

Tokopedia dan Bukalapak adalah pelaku
marketplace lokal yang
menjadi kuda hitam dalam persaingan menghadapi nama besar seperti
Plasa.com milik Telkom-eBay dan Multiply milik MIH. Tapi kedua website
ini mampu menang dalam persaingan tersebut dan sekarang menguasai pasar
lokal. Dipimpin oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison,
Tokopedia yang kini berusia empat tahun memiliki lebih dari 770.000
barang dan menjual total 13,4 juta barang tahun lalu dengan layanan
rekening bersamanya.
(Baca juga: Berusia lima tahun, Tokopedia kirimkan dua juta produk tiap bulannya)
Ranking Alexa:
ke-32 di Indonesia.

Bukalapak merupakan saingan utama Tokopedia yang juga berhasil
memenangi persaingan ketat di masa-masa awal website berdiri. Dipimpin
oleh Achmad Zaky, website ini sekarang melayani transaksi dengan total
nilai
Rp 500 juta tiap harinya.
Platform ini memiliki sekitar 400.000 barang aktif, serta masuk ke
industri mobile dengan meluncurkan aplikasi Androidnya bulan lalu.
(Baca juga: CEO Bukalapak: Mulai dari sekarang dan jangan takut gagal)
Ranking Alexa:
ke-43 di Indonesia.

Qoo10 adalah perusahaan hasil kerja sama antara eBay dengan
marketplace
asal Korea Selatan Gmarket. Perusahaan ini baru saja merayakan ulang
tahun keduanya di Indonesia, dan sudah berhasil memperoleh USD 2,5 juta
tiap bulannya di tahun 2013, yang menandakan pertumbuhan sebesar 500
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ranking Alexa:
ke-156 di Indonesia.
(Baca juga: Founder Qoo10 pernah bekerja di tengah gurun, memilih berhenti dan mendirikan startup)

Elevenia adalah salah satu nama baru yang muncul di ranah
marketplace
Indonesia. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara XL Axiata
dengan perusahaan layanan online dan mobile asal Korea Selatan SK
Planet. Keduanya memasukkan total USD 18,3 juta sebagai modal awal untuk
proyek ini dan optimis akan bisa menguasai pasar Indonesia dalam jangka
panjang.
Ranking Alexa:
ke-157 di Indonesia.

Bermodalkan pengalaman dan dana dari Rocket Internet, Lamido merupakan nama baru lain yang ikut bergabung dalam persaingan
marketplace
online di Indonesia. Startup ini menggunakan beberapa infrastruktur di
Lazada Indonesia seperti logistik, operasi, dan hal-hal teknis lainnya.
Lazada Indonesia terbukti sukses, dan kita harus lihat apakah kemitraan
Lamido dengan Lazada bisa membantu perusahaan baru ini mencapai puncak.
Ranking Alexa:
ke-443 di Indonesia.

Rakuten Belanja Online mengalami beberapa kendala tahun lalu seperti
memisahkan diri dari mitranya, konglomerat media MNC. Berdiri sendiri
sebagai anak perusahaan dari raksasa e-shopping Jepang, Rakuten masih
yakin bahwa mereka masih bisa mendapatkan sesuatu dari pasar Indonesia –
tapi mereka harus menghadapi pesaing-pesaing baru untuk mencapai itu.
Ranking Alexa:
ke-447 di Indonesia.
Lainnya

Indonetwork adalah sebuah website
marketplace C2C dan B2B (
business to business).
Anda bisa menemukan banyak barang baik untuk keperluan pribadi atau
untuk ekspor. Anda harus membayar untuk bisa menjadi anggota di website
ini.
Ranking Alexa:
ke-77 di Indonesia.

Sebagai
marketplace B2B, IndoTrading hanya memperbolehkan
bisnis – bukan individu – untuk memasukkan produk di websitenya.
Platform ini sekarang memiliki sekitar 50.000 produk dan akan
meluncurkan sistem pembayaran rekening bersama atau rekber untuk kanal
exportnya.
Ranking Alexa: ke-360 di Indonesia.

Blibli menamai dirinya sebagai sebuah mall dan hanya menerima
perusahaan yang terdaftar secara resmi untuk menggunakan platform-nya.
Diluncurkan di bulan September tahun 2012, Blibli sekarang punya total
60.000 barang di website-nya.
Ranking Alexa:
ke-195 di Indonesia.
Di tahun 2013 lalu, Indonesia dikejutkan dengan tutupnya Multiply
setelah beberapa tahun berada dalam persaingan ketat di ranah
e-commerce. Website
daily deal LivingSocial juga menutup
operasi di Asia Tenggara karena diakuisisi oleh iBuy Group. Semua pelaku
e-commerce juga harus siap dengan munculnya
Blanja.com milik eBay.
Ada banyak nama dan tren yang bisa diamati selain yang kami sebutkan
di atas. Kami melihat tren website iklan baris vertikal seperti Rumah
milik PropertyGuru, Rumah123 milik iProperty, dan Lamudi milik Rocket
Internet untuk kategori real estate, serta Mobil123 milik iCar Asia,
Carmudi milik Rocket Internet, dan Rajamobil untuk kategori mobil.
Bisnis B2C juga bertumbuh, terutama di
ranah fashion
dan travel. Ada Berrybenka dan HiJup untuk fashion, dan juga Traveloka
dan Nusatrip untuk travel. Ada juga beberapa yang lain yang kami tidak
bisa sebutkan tapi tetap patut diamati.
Kami juga melihat pertumbuhan yang baik di ranah
layanan pembanding harga
di negara ini. Dalam waktu dua tahun ini kita melihat ada nama baru
yang muncul seperti Priceza dari Thailand, PricePrice milik Kakaku, dan
Pricebook. Ketiganya akan bersaing dengan pemain lokal PriceArea dan
Telunjuk.